Kamis, 14-11-2024
  • Pondok Pesantren Salafiyah Kontemporer Nur Azkia bogor, KP. Bantar Kambing Rt.004/007, Ds. Bantarjaya - Kec. Rancabungur, Kab, Bogor - Jawa Barat 16310

Cak Imin: Nasionalis yang Tangguh dan Kuat Lahir dari Pesantren

Diterbitkan : - Kategori : Artikel / Santri

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut santri memiliki nasionalisme yang kuat. Pasalnya, santri di pesantren tidak hanya diajarkan ilmu tapi juga akhlak atau karakter.
Menurutnya, pesantren menanamkan slogan Hubbul Wathon Minal Iman, artinya ‘cinta Tanah Air atau nasionalisme bagian dari iman’. Dengan demikian, kecintaan para santri kepada Indonesia pun semakin kuat.

Ia menerangkan santri merupakan wujud investasi besar dalam mempertahankan, menjaga, dan mengamalkan nilai luhur kebangsaan. Hal ini penting demi terwujudnya nasionalisme serta kesatuan dan persatuan bangsa.

“Alhamdulillah hari ini kalau diuji, kalau diukur, seorang nasionalis yang tangguh dan kuat justru lahir dari pesantren-pesantren. Kalau bapak-bapak TNI teruji dan terukur nasionalismenya, maka TNI punya partner yang terbukti dalam sejarah, yaitu santri dan pesantren,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023).

“Jadi kalau TNI itu nasionalis, maka santri juga nasionalis yang kuat dan kokoh. Ini sudah terbukti dalam sejarah,” imbuhnya saat menghadiri Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam ke-6 Asrama Pelajar Islam (API) Pondok Pesantren Syubbanul Wathon Giri di Secang, Magelang pada Selasa (20/6).

Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan ilmu dan karakter santri yang terus tumbuh berabad-abad dari generasi ke generasi bisa kuat dan kokoh. Menurutnya, hal ini terwujud karena dibingkai sertifikat yang sangat bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, yaitu sanad keilmuan.

“Sanad keilmuan yang kuat yang bukan saja dijaga, dipelihara, dikembangkan para auliya, para ulama, para masyayikh, dan sanad itu tersertifikasi langsung sampai junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,” tegasnya.

Untuk itu, Cak Imin mendorong santri untuk percaya diri dan terus berkiprah dalam bidang apapun. Ia mengatakan para santri punya modal dan karakter kuat serta pengetahuan mumpuni, sehingga bisa berdaya saing dengan kalangan lain.

“Tapi ingat, di mana pun kita berkiprah kita adalah pewaris doktrin dan ajaran Aswaja sekaligus pewaris sejarah yang harus kita jaga,” tuturnya.

Sebagai informasi, Haflah Attasyakur ini turut dihadiri oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar sebagai penceramah. Hadir pula sejumlah Anggota DPRD Jawa Tengah Fraksi PKB, antara lain Sukirman, Sarif Abdillah, dan Tazkiyatul Muthmainnah.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

Silahkan masuk untuk bisa menulis komentar.

November 2024
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930